Rabu, 30 Desember 2009
Diposting oleh Calvin Luis di 01.11 0 komentar
Selasa, 15 Desember 2009
Pesawat siluman (bahasa Inggris: stealth aircraft) atau disebut pesawat amat senyap[1] adalah pesawat yang dirancang untuk menyerap dan membelokkan radar menggunakan teknologi siluman, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi. Pada umumnya tujuannya adalah melancarkan serangan selagi dia masih berada di luar pendeteksian musuh. F-117 Nighthawk adalah salah satu jenis pesawat siluman yang digunakan angkatan udara Amerika Serikat dalam Perang Teluk.
Pesawat siluman memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar). Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase). Secara audio, tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang. Secara sensor panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau dari temperatur udara di sekelilingnya. Bagian paling panas dari pesawat biasanya adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge (bagian pesawat yang pertama membelah udara).
Deteksi secara gelombang radio adalah dengan cara mencegah gelombang radio dari radar tidak terpantul dari badan pesawat dan kembali ke radar. Gelombang radio tersebut bisa diserap jika badan pesawat dilapisi RAM (Radar Absorbent Material), dipantulkan ke arah lain, atau sedemikian sehingga gelombang tersebut menjadi hilang atau saling meniadakan (hal inilah yang mendasari bentuk pesawat siluman yang mempunyai bentuk yang lain dari pesawat biasa atau agak aneh).
Pesawat siluman biasanya tidak 100% tidak terdeteksi radar. Tetapi karena memiliki RCS (Radar Cross Section) yang kecil maka di layar radar hanya tampak sebesar gerombolan burung, bukan pesawat.
Penemu Teknologi Siluman
'Siluman' dikembangkan oleh seorang ilmuwan Rusia, pada tahun 1966 oleh Dr. Pyotr Ufimtsev melalui sebuah kertas kerja yang berjudul method of edge waves in the physical theory diffraction (Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi) yang merupakan kertas kerja yang cukup panjang namun tidak bertele-tele yang diterbitkan oleh salah satu media di Moskow pada tahun 1966. Namun kertas kerja ini tidak memperoleh sambutan yang hangat oleh para ahli di sana, karena banyak isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat. Padahal Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow.
Ide murni Ufimtsev berupa formulasi pelumpuhan radar dan jaringan kerjanya diambil dari kesimpulan mentah ahli Inggris James Clerk Maxwell pada abad ke-19 di mana setelah diramu berkali-kali ditambah dengan penalaran terpadu, Ufimtsev mengkalkulasikan cara-cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis. Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan. Ia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi. Sinar itu sebenarnya masih belum cukup tetapi jika dikalkulasikan secara cermat dari situ bisa diciptakan pesawat tiga dimensi yang sulit dilacak radar.
Secara teoritis, banyak sekali kekuatan untuk melumpuhkan stealth, namun diperlukan sangat banyak jaringan komputer yang bekerja sangat cepat. Persisnya seperti mengamati bola dengan menggunakan teropong di mana bisa dilokalisasi namun jangan harap bisa menjejaknya sehingga ibarat bola yang dimainkan, para pemain sudah menggiring bola entah ke mana dan tidak mungkin menembak bola yang terbang entah ke mana arahnya dengan senapan angin.
Pada tahun 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar anti pesawat terbang Amerika Serikat di padang pasir Nevada.
Pada tahun 1976, salinan tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan Amerika Serikat, lantas dialihbahasakan oleh divisi teknologi Angkatan Udara Amerika. Secara rutin, para ahli di Angkatan Udara menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan teknologi steath tersebut. Di antaranya berupa pesawat mata-mata SR-71 Blackbird, F-117 dan B-2.
Prinsip Pesawat Siluman
Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi stealth (siluman) dalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada Radar. Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena radar. Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama sekali tidak memantulkan energi radar. Kalaupun dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja. Untuk itu, maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak seperti biasanya. Seperti contoh, bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang sama panjangnya dengan rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan melengkung di bagian tengah badannya. Dengan bentuk demikian, disamping cepat rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.
Bentuk sayap pesawat juga mempengaruhi pantulan pancaran energi radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. pada layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.
Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna.
Desain lain adalah membentuk pesawat bersegi-segi kubustik seperti bentuk mata faset, seperti pada mata capung. Bentuk tersebut juga ditemui pada helikopter pada generasi 1980-1990-an seperti pada AH-1 Cobra, dan AH-64 Apache sehingga pantulan radar tidak kembali ke antena radar.
Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak mengijinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya. Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.
Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupaka bahan penyerap energi pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa graphyte epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak terpantulkan.
Meskipun demikian, rancangan tersebut tetap tidak sempurna untuk mengelabui radar. Sebagai contoh pesawat stealth F-117 berhasil ditembak jatuh oleh rudal anti pesawat udara SAM (Surface to Air Missiles) SA-2 Guideline milik Serbia ketika operasi udara NATO
Diposting oleh Calvin Luis di 06.04 0 komentar
Silent Aircraft Initiative/Institut Sains dan teknologi Massachusets
Suara dari pesawat saat take off dan landing membuat kita tak tahan, mereka yang tinggal di sekitar bandara, pasti tahu dengan siksaan ini, melalui upaya keras yang panjang, sebuah tim riset Inggris dan Amerika mengubah besar-besaran rancangan pesawat, mereka berhasil membuat pesawat yang di nyatakan sebagai pesawat tanpa suara, dan pesawat tanpa suara ini kini dipamerkan di London, Inggris.
Sebanyak 40 ahli dari Universitas Cambridge dan Institut Sains dan Teknologi Massachusetts, menghabiskan 30 tahun lebih waktunya untuk menciptakan pesawat tanpa suara, menurut penuturan mereka, bahwa suara atau bahana dari pesawat ini tidak jauh berbeda dengan suara mesin cuci atau peralatan elektrik lainnya bila terdengar dari sekitar bandara saat take off dan landing, pesawat dengan kapasitas 215 penumpang ini diprediksi akan di pasarkan pada 2030 mendatang.
Sebenarnya, mengurangi suara pesawat merupakan target utama yang diupayakan produsen pesawat dalam tahun-tahun terakhir ini, dan untuk mencapai target ini, mesti merombak besar-besaran terhadap desain mesin pesawat penumpang sekarang, yakni menyisihkan sayap vertical yang dipakai pesawat konvensional saat ini, dan diganti dengan alat stabilisasi yang dipasang di kedua ujung kiri dan kanan sayap pesawat.
Selain itu, rancangan pesawat tanpa suara yang tidak sama dengan pesawat sipil sekarang adalah 3 buah alat mesinnya yang dipasang di tengah bagian belakang pesawat, pesawat ini mengisap udara dari bagian atas sayap pesawat, dan ini dapat membantu mengurangi bahana saat pesawat tinggal landas. Mesin pesawat jet sipil yang digunakan saat ini digantung di bawah sayap pesawat.
Bentangan sayap pesawat tanpa suara ini adalah 68 meter, dari hidung hingga ekor pesawat panjangnya 44 meter, kurang lebih setara dengan pesawat Boeing 767 sekarang. Kecepatannya lebih lambat, tapi, efisiensi bahan bakarnya lebih tinggi.
Pembuat pesawat terkait menuturkan, konsep tanpa suara, memang menarik perhatian, namun, secara fungsional, banyak hal yang harus dipertimbangkan produsen, karena itu, peluang diterima sepenuhnya teknologi pesawat tanpa suara di masa mendatang tidak besar.
Selain itu, menurut laporan BBC, banyak ahli dari industri penerbangan menuturkan, bahwa dengan adanya rancangan pesawat model baru yang hemat energi dan ramah lingkungan, bukan berarti akan dapat diterima oleh perusahaan pembuat pesawat utama.
Ahli terkait menuturkan, bahwa sejak perusahaan Boeing pertama kali memasarkan pesawat penumpang jet berbadan lebar Boeing 707 pada 1957 silam, desain badan pesawat pada pesawat penumpang hampir tidak mengalami perubahan.
Semua ini dikarenakan mempertahankan desain badan pesawat sejenis, yang menguntungkan produsen memperbaiki produk sekarang, mewujudkan standarisasi suku cadang, menurunkan cost dan sebab-sebab lain. Sedangkan bila memproduksi desain model baru berarti biaya investasi yang besar dan resiko pengangkutan.
Menurut analis, meskipun semakin banyak orang mulai mengerti akan ancaman efek rumah kaca, namun, jika menginginkan pembuat pesawat menerima rancangan pesawat model baru, maka diperlukan dorongan dan dukungan yang kuat dari rakyat dan pemerintah baru memungkinkan.
Diposting oleh Calvin Luis di 06.01 0 komentar
Menurut lembaga penerbangan Federal Aviation Administration(FAA), pesawat baru Boeing 787 Dreamliner punya celah keamanan di jaringan komputernya. Lubang keamanan ini memungkinkan penumpang leluasa mengakses sistem navigasi dan komunikasi pesawat.
Celah keamanan ini terjadi karena sistem internet dalam pesawat, terkoneksi dengan jaringan kendali dan navigasi pesawat. Sistem internet di pesawat ini dirancang untuk keperluan koneksi akses data di masa depan, padahal sistem ini terhubung dengan jaringan komputer penumpang.
Namun Lori Gunter, juru bicara Boeing, bersikukuh sistem jaringan yang ada di pesawat Boeing 787 tetap aman meski saling terhubung. Boeing 787 Dreamliner saat ini baru dalam tahap produksi dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2008. Pesawat berbadan lebar ini mampu menampung 200 – 350 penumpang tergantung konfigurasi tempat duduk dan akan menjadi pesawat penumpang pertama yang menggunakan material komposit di konstruksi bodinya.
Diposting oleh Calvin Luis di 05.58 0 komentar
Boeing 787 Dreamliner, Pesawat Impian Masa Depan
Tahun 2007 ini dunia penerbangan sipil dunia akan diramaikan oleh sebuah pesawat penumpang terbaru keluaran Boeing Company. Pesawat itu bernama Boeing B787 Dreamliner. Boeing 787 merupakan pesawat berbadan lebar ukuran sedang dengan kapasitas penumpang 210-330 orang. pesawat ini sekelas dengan Boeing 767 yang digantikannya dan awalnya dibuat untuk menyaingi produk keluaran Airbus yaitu A330, namun seiring berjalannya waktu, Airbus pun mengeluarkan produk sekelas yang terbaru yaitu Airbus A350 untuk menyaingi Boeing 787 Dreamliner, akantetapi pasar sepertinya lebih berpihak pada Boeing yang mengantongi lebih banyak pesanan dari para operator pesawat (maskapai).
Banyak keistimewaan dan fitur2 baru yang ditawarkan oleh Boeing untuk produk barunya ini, selain bentuk yang unik beberapa hal baru dapat ditemui diantaranya:
- Bahan baku yang baru, hampir separuhnya badan pesawat ini terbuat dari bahan komposit khusus yaitu semacam campuran serat karbon yang dipercaya lebih ringan dan kuat dibanding dengan bahan dasar pesawat konvensional yaitu alumunium. dengan demikian bobot pesawat bisa direduksi dan struktur pesawat lebih kuat.
- jarak antar kursi penumpang yang lebih luas, sehingga memeberikan keleluasaan yang lebih bagi penumpang.
- jendela yang lebih besar, sehingga penumpang mendapatkan pandangan yang lebih luas keluar.
- daya jelajah yang lebih jauh dan kecepatan yang lebih tinggi dibanding dengan pesawat lain sekelasnya.
- mesin baru yang diklaim lebih ramah lingkungan, tidak bising dan hemat bahan bakar.
- sistem avionik yang baru dan canggih dilengkapi dengan kokpit yang futuristik dengan layar multifungsi digital.
- sistem pengatur tekanan udara elektronik yang baru yang terpisah dari mesin sehingga memberikan tekanan udara yang ideal bagi penumpang yang menambah kenyamanan penumpang.
Sebenarnya masih banyak beberapa keunggulan yang belum saya sebutkan, namun daftar diatas hanya beberapa keunggulan kunci dari Boeing 787. Yang menjadi sorotan saat ini ialah efisiensi, karena memang sekarang ini dituntut sebuah pesawat yang canggih namun efisien dalam pengoperasian maupun perawatannya. sekarang ini banyak maskapai yang menginginkan keuntungan yang besar namun tidak banyak mengeluarkan biaya untuk perawatan maupun operasionalnya, jawaban dari impian tersebut tentunya Boeing 787 Dreamliner.
Dalam hal efisiensi ini boeing punya kuncinya yaitu penggunaan mesin yang baru serta penggunaan bahan komposit pada banyak bagian dari pesawatnya. 787 menggunakan mesin berdaya dorong 60.000-75.000 pon, ada dua pilihan mesin yang digunakan diantaranya menggunakan mesin buatan General Electric Amerika yaitu GEnx dan mesin Trent 1000 buatan Rolls Royce Inggris. keduanya memeberikan keunggulan masing2, misalnya trent 1000 memiliki desain bilah kipas yang khas dari seri trent, memberikan keuntungan tingkat kebisingan yang rendah dan tenaga yang lebih besar, begitu juga GE menawarkan mesin buatannya dengan keunggulan antara lain penggunaan bahan komposit sebagai bahan dasar dari kipas2nya yang memberikan keuntungan tingkat kebisingan yang rendah dan daya tahan yang luar biasa. kedua mesin juga memberikan kelebihan hemat bahan bakar dan sisa buangannya yang ramah lingkungan (diklaim hanya 50% dari standar yang ditetapkan). namun menurut beberapa review, mesin GEnx sepertinya lebih unggul dari saingannya, namun untuk urusan mesin mana yang dipilih itu tergantung pemesan (operator) mau memilih mesin yang mana, pihak Boeing akan memasangkan sesuai pesanan.
Desain dari 787 juga terbilang baru dan unik, dengan sayap sweptback yang berujung agak “lentik” dan fleksibel, penampilan 787 terlihat berbeda dari pesawat sipil lainnya, Boeing mengatakan desain pesawat ini memang benar2 baru, terutama di bagian sayap dan fuselage (badan pesawat), bagian sayap dibuat lebih panjang dari pesawat sekelas, ini memberikan daya angkat yang lebih kuat, selain itu bagian sayap ini dibuat satu kesatuan untuk mengurangi biaya perawatan karena kompleksitas suatu komponen. bagian badan sendiri dibuat lebih lebar dan agak kotak pada bagian bawahnya, keuntungannya kapasitas kargo menjadi lebih besar 40 % dari pesawat sekelas. dengan segala keunggulannya tidak salah Boeing berbangga dengan produk barunya ini, ditengah hiruk pikuk dunia yang terlena akan kemegahan pesawat superjumbo Airbus A380.
Untuk market share-nya sendiri Boeing memegang gelar juara di kelas menengah ini, Boeing sepertinya belum tertarik untuk mengembangkan pesawat superjumbo untuk menyaingi A380, Boeing lebih memilih bermain di kelas middle, tapi usaha itu tidak sia2, sudah sangat banyak pesanan mengalir dari beberapa maskapai di dunia, termasuk (gosipnya) flag carrier Garuda Indonesia. namun yang unik justru pemesan yang datang dari cina, banyak yang mempercayai kalau angka 787 merupakan angka keberuntungan, angka 8 dipercaya sebagai angka hoki yang diapit oleh angka 7 yang sempurna, oleh karena itu banyak maskapai penerbangan di cina yang memesan pesawat ini, selain karena keunggulan teknis yang telah disebutkan sebelumnya tentunya.
Sebenarnya Boeing tidak sendiri di lahannya, masih ada Airbus yang menawarkan pesawat generasi baru Airbus A350XWB (extra wide body) sebagai saingan Dreamliner, namun karena promosi yang kurang dan kalah unggul dari Boeing, maka pesawat gress ini hanya menjadi pilihan kedua dari para pemesan. Namun bukan berarti pesawat airbus ini buruk, pesanan memang banyak mengalir, hanya saja belum bisa mengungguli Boeing dalam jumlah pesanannya. Airbus sepertinya lebih senang berkutat di kelas superjumbo dengan pesawat A380 yang tiada tandingannya, sehingga untuk pengembangan dan pemasaran A350XWB menjadi kurang maksimal.
Diposting oleh Calvin Luis di 05.55 0 komentar
Rabu, 09 Desember 2009
Misteri Pesawat “Air Force One”
Kemanapun perjalanan Presiden, jika ia menggunakan pesawat angkatan udara, akan disebut pesawat “Air Force One”. Secara teknis, Air Force One adalah tanda panggilan dari setiap pesawat terbang Angkatan Udara yang membawa Presiden. Sejak tahun 1990, armada kepresidenan terdiri atas 2 pesawat serial Boeing 747-200B terspesifikasi tinggi – kode ekor “28000″ dan “29000″ – dengan penunjukan “VC-25A”.
Diposting oleh Calvin Luis di 06.27 0 komentar
JENIS-JENIS PESAWAT TEMPUR SHUKOI RUSIA
-
1a. Shukoi Su-27UB
-
1b. Shukoi Su-27UB
-
1c. Shukoi Su-27UB
-
1d. Shukoi Su-27UB
-
2a. Shukoi Su-27P
-
2b. Shukoi Su-27P
-
2c. Shukoi Su-27P
-
3. Shukoi Su-25
-
4a. Shukoi Su-34
-
4b. Shukoi Su-34
4c. Shukoi Su-34
-
5. Shukoi Su-35
-
6a. Shukoi Su-47 Bekrut
-
6b. Shukoi Su-47 Bekrut
-
7. Shukoi Su-24M-2 Fencer
Diposting oleh Calvin Luis di 06.14 0 komentar
Dua Sukhoi Tiba di Makassar
-
Prajurit TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, menurunkan dua pesawat Sukhoi Su-30 yang baru dibeli Pemerintah Indonesia dari Pemerintah Rusia, Jumat (26/12). Pesawat yang tiba dalam kondisi belum terangkai itu akan dirakit selama 10 hari dan pada akhir Januari 2009 diharapkan mulai bergabung dengan Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin
-
Sabtu, 27 Desember 2008.
-
Makassar, Kompas – Dua dari tiga pesawat tempur Sukhoi yang dibeli Indonesia dari Rusia tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat (26/12/2008). Pesawat yang tiba dalam kondisi belum terangkai itu akan dirakit selama 10 hari. Satu pesawat Sukhoi lainnya akan tiba bulan Januari 2009.
-
Dua pesawat tipe Su-30 dengan nomor TS 3003 dan TS 3004 itu akan bergabung dengan empat pesawat Sukhoi yang telah dimiliki Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Empat pesawat terdahulu, yaitu dua Su-27 dan dua Su-30, adalah pesawat Sukhoi yang dibeli Indonesia pada Agustus 2003.
-
Menurut Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, Januari 2009 akan tiba lagi satu pesawat tipe Su-30. Ketiga pesawat itu akan dirangkai oleh 14 teknisi dari Rusia.
-
”Pada akhir Januari 2009 Skuadron 11 diharapkan sudah mengoperasikan tujuh pesawat Sukhoi. Lanud Sultan Hasanuddin akan memfasilitasi perakitan dan uji terbang kedua pesawat itu. Jika lancar, pada Januari pesawat itu akan diserahkan dari Rusia kepada Departemen Pertahanan RI. Selanjutnya, pesawat akan diserahkan kepada Markas Besar TNI dan diteruskan kepada TNI AU,” katanya saat meninjau penurunan kedua Sukhoi dari pesawat Antonov-124.
-
Ia menyatakan penambahan pesawat Sukhoi bagi Skuadron 11 sangat strategis untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia. ”Posisi Makassar berada di tengah Indonesia. Jangkauan Sukhoi, jika diterbangkan dari Makassar, bisa menjangkau wilayah paling barat maupun wilayah paling timur Indonesia,” kata Putu Dunia. Bisa terbang 1.500 km.
-
Pesawat tempur super Sukhoi bisa mengangkut 6.000 kilogram bahan bakar sehingga mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 kilometer dari pangkalan tolak. Pesawat mampu terbang dengan kecepatan 2 macht (dua kali kecepatan suara, sekitar 2.376 km per jam) tanpa henti selama empat jam. Su-27 adalah jenis pesawat Sukhoi bertempat duduk tunggal, sementara Su-30 adalah jenis pesawat Sukhoi dengan dua tempat duduk.
-
Komandan Skuadron Udara 11 Letkol (Pnb) Widyargo Ikoputra mengatakan, pesawat Sukhoi cocok dengan kondisi wilayah Indonesia yang terbentang sepanjang 6.400 km lebih.
-
”Dengan pesawat Sukhoi yang ada, Skuadron Udara 11 sering terbang dari Makassar dan berpatroli selama 15 menit di wilayah udara perairan Ambalat, lalu pulang lagi ke Makassar. Itu semua bisa dilakukan tanpa mengisi bahan bakar. Jika kami mengisi bahan bakar lagi di Kendari atau Balikpapan, kami bisa berpatroli di perairan itu selama berjam-jam,” kata Widyargo.
-
Dari empat Sukhoi yang dipindahkan dari Lanud Iswahjudi, Madiun, ke Skuadron Udara 11 Sultan Hasanuddin pada Desember 2004, tinggal dua pesawat yang masih bisa mengudara.
Widyargo membenarkan bahwa satu Su-27 dan satu Su-30 milik Skuadron 11 tidak bisa diterbangkan karena kekurangan suku cadang.
-
”Jika suku cadangnya tersedia, dua pesawat yang lain juga bisa diterbangkan. Kondisi pesawat yang kekurangan suku cadang itu masih baik, hanya saja suku cadangnya tidak tersedia,” kata Widyargo.
-
Berdasarkan kontrak senilai 300 juta dollar AS yang ditandatangani pada 2007, Rusia akan memasok tiga Su-30MK2 dan tiga pesawat tempur Su-27SKM ke Indonesia sebagai tambahan atas dua Su-27SK dan dua Su-30MK yang sudah lebih dulu dioperasikan TNI Angkatan Udara.
Diposting oleh Calvin Luis di 06.09 0 komentar
TNI AU TERUS PERSENJATAI SUKHOI
-
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) terus mempersenjatai empat pesawat Sukhoi sebagai salah satu alat utama sistem senjata yang telah melengkapi arsenal TNI sejak dua tahun lalu. Terus kita persenjatai secara bertahap, sesuai anggaran yang tersedia,” kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU Kolonel (Pnb) Daryatmo di Jakarta, Kamis (03/08/2006).
-
Sukhoi yang dioperasikan TNI AU sejak dua tahun lalu merupakan Sukhoi generasi terbaru, bahkan angkatan udara Rusia pun belum mengoperasikan jenis ini.
-
Pesawat tempur yang dijuluki Flanker ini adalah jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F.
-
Kelebihan pesawat tempur jenis ini juga terlihat dari kelengkapan IRST/Infra Red Search and Track berupa bola kaca di depan kokpit, yang mampu mengendus sasaran sejauh 70 km, sebuah kelengkapan yang tidak dipunyai pesawat keluaran Barat hingga kini.
-
Menengok persenjataan yang mampu diusung, juga tak kalah hebat semisal rudal udara AA-12 Adder yang mampu menjelajah sejauh 50 km (melebihi AMRAAM yang hanya 40 km) ataupun rudal udara jenis R-73 yang mampu menembak pada sasaran ke arah samping hingga sudut 70 derajat.
Seluruh persenjataan itu merupakan senjata udara paling mematikan saat ini, lebih andal dari rudal keluaran Israel jenis Python ataupun AIM-9L/M Sidewinder yang biasa dipakai negara Barat.
-
“Kita akan terus persenjatai sesuai kebutuhan kita dan anggaran tentunya, jadi memang belum seluruhnya dapat dilengkapi tapi terus kita lakukan secara bertahap,” ujar Daryatmo menegaskan.
-
Beberapa senjata yang kini mulai ditempelkan di tubuh keempat Sukhoi milik TNI AU antara lain rudal Cannon dan akhir 2006 akan segera dilengkapi dengan roket dan misil.
-
Sedangkan untuk sasaran darat pesawat Sukhoi dapat dilengkapi dengan rudal H-31P berjarak jangkau 100 km atau rudal antikapal jenis H-31A berjarak jangkau 50 km, bandingkan dengan Maverick yang hanya mencapai 15 km. Dengan bahan bakar yang mampu dibawa seberat 6.000 kg pesawat ini mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 kilometer dari pangkalan tolak atau terbang selama empat jam.
-
Untuk meningkatkan kesiapan, TNI AU telah beberapa kali menjalani test flight secara periodik, terakhir pada Rabu (02/08/2006) sekitar Pangkalan Udara TNI AU Makassar, untuk menguji berbagai perlengkapan dan peralatan yang menjadi karakteristik Sukhoi milik TNI AU.
-
Saat uji terbang itu, pesawat yang terbang dengan ketinggian sekitar 25.000 feet itu, sempat mengeluarkan sonic bom, hingga menimbulkan dugaan adanya kecelakaan oleh masyarakat di sekitar area latihanDiposting oleh Calvin Luis di 06.02 0 komentar